Minggu, Oktober 26, 2008

LUPUS Systemic Eryhtematosus, Membuat Kolaps dan lumpuh

Waktu kelas IV SD (1995), saya merasa sakit di sekitar persendian. Ciri-cirinya mirip penyakit rematik. Kemudian, kalau saya kena flu, juga tidak sembuh-sembuh. 

Karena papa seorang dokter, saya diajak ke RSCM untuk diperiksa Hasilnya saya bukan terkena rematik. Menunut dokter  Arwin dari Reumatikologi saya menderita Lupus.

Penyakit Lupus adalah kelebihan antibodi yang bisa menyerang antibodi di dalam tubuh. Bisa terjadi pada kulit maupun organ dalam. Kasus Lupus yang saya derita termasuk paling berat. Dokter menyebutnya Lupus Systemic Eryhematosus.

Penderitaan saya cukup parah, ginjal terserang sampai mengalami kebocoran. Saya juga mengalami anemia kronis.

Saya sempat dirujuk ke Belanda dan Australia agar mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Tetapi, nggak ada perubahan. Malahan bertambah sakit. Keluarga saya sampai mencoba berbagai pengobatan altematif, tapi tak kunjung sembuh. Rambut sampai rontok dan kepala jadi gundul akibat dikemoterapi.

Lupus benar-benar membuat saya menderita. Saya pemah lumpuh hampir dua bulan. Sekolah pun terpaksa ditinggalkan. Saya lumpuh saat kelas 6 SD dan 3 SMP. Dampak lainnya yang saya rasakan, kaki saya bengkak kayak beri-beri. Lalu juga hipertensi. Tekanan darah saya naik hingga 200. Saya sempat masuk ICU. Tapi, Alhamdulillah, sampai sekarang, saya bisa terselamatkan.

Kuliah bolak-balik UI Depok-Jakarta, membuat saya kecapekan. Nafsu makan nggak ada, berat badan turun sampal tinggal 38 kg. Kata dokter  lever saya sudah kena dan ginjalnya sudah parah banget. Jadi harus dilakukan transplantasi ginjal dan perlu cuci darah dulu.

Saya merasa depresi dan beban mental. Saya sudah pasrah dan rela masuk rumah sakit. Saya sudah serahkan kepada Allah. Kebetulan, saat itu ada dokter jaga punya pasien Lupus yang mengonsumsi obat dari China. Pasien.tersebut mengatakan, bahwa yang diminum adalah Tianshi. 

Saya teringat seorang teman di Ul yang menjalankan Tianshi. Saya tanya produk untuk anemia dan Lupus, saya disarankan minum Vitality dan Cordyceps. Saya hanya berpikir, sudahlah Lupus kan nggak mungkin sembuh. Saya berharap bisa mengurangi transfusinya. Karena, transfusi membuat saya menderita. Kulit jadi menghitam, karena zat besinya menumpuk di bawah kulit.

Setelah mencoba produk selama sebulan, Hb turun tapi sedikit sekali. Biasanya, meski transfusi tiga . kantong darah, tapi Hb turun drastis sampai 8 dan terendah Hb saya 4,5. Waktu transfusi darah, Hb saya naik jadi 6. Ketika minum Tianshi, Hb-nya 5,08 hanya turun sedikit.

Bulan kedua mengkonsumsi produk-produk Tianshi Hb saya naik jadi 7. Tubuh terasa lebih baik. Dokter mengatakan, tak perlu transfusi dulu. Bulan ketiga Hb menjadi 8,5.

Hasil pemeriksaan lab mengenai kebocoran ginjal, yang sebelumnya menunjukkan protein positif 4 menjadi positif 2. Kemudian dinyatakan negatif, artinya tidak ditemukan indikasi.

Alhamdulillah  setelah tiga bulan| mengkonsumsi, saya tidak pernah lagi dirawat. Biasanya, kalau capek sedikit langsung kolaps. Kena matahari sedikit saja, langsung masuk rumah sakit. Sampai pakai kemoterapi segala macam.

Sudah sekitar dua tahun saya minum produk Tianshi. Kebetulan, saya bergabung di Yayasan Lupus, Saya anjurkan para penderita Lupus untuk minum Tianshi. Dan mereka merasakan perbaikan. Ada yang syaraf tulang belakangnya membaik. Alhamdulillah, kondisi tubuh praktis stabil. 

Saya mengonsumsi Kalsium l (Nutrient High Calcium Powder) sama Cordyceps karena ada masalah ginjal. Obat Lupus yang saya minum mengakibatkan pengikisan tulang, dan bila diminum terus akan menyebabkan osteoporosis dini. Dokter menganjurkan minum Kalsium, dan saya pilih produk Tianshi.

Sambil minum produk tersebut, saya juga mengonsumsi obat dokter. Soalnya, kalau obat dokter tidak diminum, saya seperti orang sakauw. Meski demikian, dosis minumnya dikurangi terus secara bertahap sampai benar-benar nggak minum.

Memang, obat dokter nggak boleh distop langsung, karena bisa ketagihan. Tapi sekarang, saya cukup minum obat dua hari sekali dengan dosis sangat rendah, hanya lima mili. Jadi, efeknya nggak begitu terasa.

Bulan ketiga, saya minum Kalsium,Cordyceps dan Teh (Antilipemic Tea). Saya pikir, karena selama 10 tahun minum obat dan infus. Jadi, teh ini kan bisa untuk detox, bisa untuk buang racun.

Waktu awal minum teh, saya buang air besar dan kecil terus. Banyak keluar keringat. Lalu, waktu minum Vitality dan Cordyceps, ginjalnya seperti direnovasi dari dalam. Ngilunya membuat saya nggak bisa tidur dan serba salah. Nggak bisa apa-apa.

Di kulit sampai sekarang masih ada bekasnya. Kalau digigit serangga pasti menghitam. Karena obat Lupus mengandung hormon, tubuh juga jadi gemuk instan. Sementara daya tahan tubuh menurun dan cepat merasa makin cepat juga tertular penyakit. Itulah sebabnya, mengapa banyak penderita Lupus tidak percaya diri. Mereka kan kebanyakan perempuan. Sementara penampilannya menjadi buruk saat penyakit itu menyerang.

Kini saya melakukan maintenance dengan Cordyceps, Kalsium, dan Teh. Saya menjalani hidup sehat. Misalnya, kalau sudah capek sedikit, langsung minum Cordyceps. Kalau habis jajan, langsung minum teh.

Untuk penyakit Lupus, makanan yang dipantang sangat tergantung dari komplikasi penyakit. Karena, Lupus ini bisa komplikasi dengan jantung, tekanan darah tinggi dan sebagainya. Kebetulan ada kakak teman saya, Lupusnya menyerang otak hingga tidak tertolong.

Saya sembuh dari Lupus seperti miracle, keajaiban. Dan, di Tianshi ini kita bisa mengembangkan potensi. Dulu, waktu sakit, saya merasa dibatasi. Masa depan nggak ada sama sekali. Sekarang, saya seperti ketemu oase di padang pasir. Dan ini momen pas untuk memberi sesuatu buat orangtua yang selama ini sangat men-support saya.

Sumber : Majalah AWARD Edisi Kesaksian 2




Lambung Luka Diatasi Chitosan

SAYA ini seorang pedagang dan seringkali kecapekan. Agar badan tetap segar, saya suka rninum jamu. Biasanya saya beli diwarung, dengan harga per satu gelasnya Rp. l.000. Paling tidak, dua hari sekali saya minum jamu. Memang, kalau sudah.minum, rasanya enak. 

Kemudian, selama setahun saya juga minum obat bebas dari apotek. Menurut teman-teman saya, obat itu bisa membuat tubuh jadi kuat. Nggak tahunya, lama kelamaan badan saya terasa tidak enak. Sampai-sampai saya tidak bisa jualan. Lalu, saya putuskan untuk istirahat sehari. Setelah enakan, saya minum jamu lagi khususnya untuk asam urat.

Lama-lama, saya merasa ada yang nggak beres di lambung. Rasanya eneg, mual seperti orang ngidam. Padahal, saya kan nggak ada suami, masak ngidam? 

Kemudian, saya coba pakai obat-obatan bebas di warung. Ada sekitar dua bulanan minum obat bebas. Saat waktu bulan Puasa, saya mulai merasakan gangguan di tubuh saya. Begitu buka puasa, saya minum es sirup. Tiba-tiba rasanya menyesak sampai ke dada atas. Saya kira terkena penyakit jantung. Duh, rasanya mau mati pada saat itu.

Waktu itu, anak-anak sedang Tarawih, hingga saya diantar ke rumah sakit oleh tetangga. Saya diopname selama empat hari. Rupanya, dokter pun salah diagnosa, mengira saya kena jantung. Obatnya besar-besar, sekali beli Rp. 400.000-600.000. Empat hari di rumah sakit, saya habis sekitar Rp. 2,4 juta.

Keluar dari sana, saya masuk lagi ke rumah sakit. Tapi, kali ini saya berobat jalan karena tidak ada uang. Saya kemudian dirujuk ke sebuah rumah sakit ternama di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Di sana, sebuah alat lampu dimasukkan ke dalam mulut. Saya tidak boleh meludah, batuk, bahkan gigi dilindungi pakai karet. Biaya itu sekitar Rp.700.000, setelah saya minta keringanan dari biaya semula Rp. 900.000. 

Sebelum dimasukkan alat, saya juga mengisi perjanjian dengan saksi anak saya. Di mana, perjanjian itu berbunyi, Rumah Sakit tak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu. Sekitar enam jam, sepulang dari rumah sakit tersebut saya diperiksa dokter pribadi. Ternyata diketahui, lambung saya terluka (lihat hasil rontgen, Red). Seperti koreng, tapi saya pikir kalau sampai bocor bisa mati saya.

Kata dokter, luka itu akibat kebanyakan minum jamu. Mulai saat itu, saya tidak boleh minum jamu dan terus konsultasi. Tapi, penyakitnya makin menjadi jadi. Sakitnya sampai ke bagian belakang tubuh, dan kalau mau buang air besar selalu keluar keringat dingin. Saya sudah minum berbagai macam obat-obatan. Sampai pakai suntik jarum, diurut, ditangani dokter spesialis penyakit dalam, dan sebagainya. Tapi nggak sembuh-sembuh. 

Sampai akhirnya, datang Kiki  (Faqih Faurani, member Tianshi); menawarkan anak saya masuk Tianshi. Anak saya kan perawat, sebenarnya dia mau, tapi karena harus ujian akhir nggak jadi. Sementara saya diminta mencoba produknya, juga tak bisa karena tak ada uang. Karena untuk pengobatan selama ini mungkin sudah habis sekitar Rp. 8 juta.

Kiki kemudian menerangkan keunggulan produk Tianshi. Tapi, karena saya nggak punya uang, ya tidak beli. Saya sendiri penasaran. Kiki kemudian memberi dua butir kapsul Chitosan. Rupanya, setelah minum dua butir Chitosan itu, rasa sakitnya sudah tak terasa. 

Akhirnya, saya beli Chitosan. Saya minum sehari empat butir, setiap menjelang shalat subuh dua butir dan mau tidur dua butir. Menurut Kiki, sesuai anjuran dr. Rahmawati, saya disarankan minum enam butir per hari. Tapi, sayang, saya mau irit-irit karena nggak ada dana. Baru tiga hari minum Chitosan, badan rasanya enak sekali. Saya nggak merasa sakit lagi.

Kiki lagi-lagi meminta saya menambah minum Kalsium-1 dan Spirulina. Katanya, ini saran dr Rahmawati. Kalau dihitung-hitung semua Rp. 640.000. Karena nggak punya uang, saya belum beli. Saya sendiri kini sangat percaya, karena produk Tianshi kan dari China. 

Anak saya yang di keperawatan mengatakan, obat China bagus untuk mengatasi penyakit. Dan, saya sudah buktikan. Saya sudah tak merasa sakit di belakang tubuh. Kalau minum Chitosan, rasanya ringan sekali. Secara keseluruhan tubuh saya terasa lebih baik.

Sumber : Majalah AWARD Edisi Kesaksian 2




Terserang Stroke di Usia Muda

STROKE tidak hanya  menyerang orang lanjut usia saja. Kenyataannya Riki Citra yang masih berusia 24 tahun tiba-tiba saja terserang stroke. Seperti yang diceritakan Soetrino  Wijaya, ayah Riki pada Award news. Suatu hari pada tahun 2006, Riki baru selesai sholat  maghrib di mushola tiba-tiba jatuh.

 

Awalnya Soetripno menyangka bahwa anaknya Riki kelelahan. Karena Riki sangat sibuk dengan kuliah dan kerjanya. Menurut Soetripno;saat itu jadwal kuliah Riki sedang padat-padatnya.Tetapi, hasil pemeriksaan di rumah sakit terdeteksi adanya pendarahan di kepala bagian kanan yang mengakibatkan kelumpuhan anggota badan bagian kiri.

Kesimpulan Riki divonis stroke, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Setelah sembilan hari dirawat, dokter yang menangani menyarankan Riki untuk melakukan operasi. Tetapi, karena harus mengeluarkan biaya sekitar RP 70 juta, maka Soetripno tidak mengikuti saran tersebut. ”Saya nggak punya uang sebanyak itu," kata Soetripno.

Soetripno yang pernah menjadi pemeran figuran di beberapa sinetron terpaksa memilih pengobatan tradisional di daerah Subang. Terapi tersebut memaksa Riki harus bolak-balik ke Subang. Tetapi, usaha tersebut tidak membuahkan hasil yang berarti. Sampai suatu ketika Soetripno ditawarkan produk Tianshi oleh temannya Alien.

Riki dianjurkan mengonsumsi Vigor Rousing dengan dosis 1 x 1 kapsul per hari selama dua minggu berturut-turut. Dengan biaya hanya sekitar Rp. 325.000, kesehatan mahasiswa Universitas Jayabaya in pun mengalami kemajuan yang nyata. Kini, Riki sudah bisa berjalan kembali, bahkan ia dapat mengelola usaha kios HP di dekat rumahnya, di jalan Cemara.

Sumber : Majalah Award, Edisi Kesaksian 2



 

MANKA Solusi Disfungsi Seksual

PERTAMA kali saya mengenal Tianshi pada 2006. Awalnya hanya ingin mengonsumsi tiga macam produk untuk mengobati Hepatitis B yang sudah saya derita sekitar 10 tahun lalu. Saya mengonsumsi Kalsium 1, sebungkus per hari. Cordyceps: 2 x 1 kapsul, dan Antilipemic Tea sesuai anjuran.

Setelah tiga bulan, Alhamdulillah, tes laboratorium menunjukkan bahwa saya sembuh dari penyakit hepatitis B. Dibanding dengan pengobatan medis, mengonsumsi Tianshi lebih murah, hanya Rp1.000.000.

Saya juga mengalami disfungs seksual. Saya sangat frustasi dengan penyakit ini, karena takut akan menggangu keharmonisan rumah tangga saya. 

Kira-kira setelah empat bulan bergabung di Tianshi, ada produk baru yakni Manka yang dapat mengobati disfungsi seksual. Lalu, saya mengonsumsi Manka bersama tiga macam produk Tianshi yang sudah saya konsumsi sebelumnya. Lalu, saya dianjurkan untuk tidak berhubungan badan dengan istri selama kurang lebih 10 hari.

Setelah itu baru boleh berhubungan intim lagi dengan istri saya " Wah pah, ini mah orang yang umurnya 25 tahun juga kalah!”, seperti itu komentar dari istri saya.

Sumber : Majalah Award, Edisi Kesaksian 2